Hidup Sebatang Kara, Nenek Renta Ini Dapat Bantuan Usai Dijenguk Camat 

banner 120x600

TAKALAR, Cyberpare.com — Rosi, nenek sebatang kara itu tidak bisa menutupi rasa harunya. Dengan mata berkaca-berulangkali warga Dusun Bonto Pa’ja, Desa Bontomanai, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar ini mengucap syukur.

“Sukurma, ada mi ini bantuannya Pemerintah, katanya Pak Camat yang suruh. Saya terimakasih banyak ke pemerintah” ungkap nenek berusia 68 tahun ini dalam dialeg Makassar saat ditemui di gubuknya yang sama sekali tidak layak huni, Rabu, 14 Maret 2018.

Diketahui, Rosi selama ini hidup serba kekurangan, yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dari belas para tetangganya. Tidak jarang, nenek ini harus memungut sisa-sisa gabah usai petani memanen padi. Dari gabah sisa inilah dia menyambung hidupnya yang kian hari semakin rentah.

Hal yang sama, saat Ia sakit. Untuk memenuhi biaya periksa dan obat di Puskesmas dia harus berutang ketetangganya.

Camat Mangngarabombang, Mappaturung, S.Sos mengaku pemberian bantuan tersebut dari Dinas Sosial Takalar. “Iyya setelah saya laporkan, Dinas Sosial langsung turun menyerahkan bantuan, berupa sembako,selimut dan tikar”.

Dia juga menjelaskan bahwa akan mendata semua rumah yang tidak layak huni di semua desa dan kelurahan di kecamatan Mangngarabombang  dan melaporkan ke kabupaten sebagai langkah reaksi cepat atas masih adanya warga miskin yang belum terdata.

Ditemui terpisah, Kepala Desa Bontomanai, Agus Salim menjelaskan  kondisi Rosi sudah pernah dilaporkan ke Dinas Sosial, hanya saja baru saat ini mendapat bantuan.

“Dengan adanya batuan dari dinas sosial, saya merasa bangga karna itu menandakan bahwa apa yang selama ini saya usulkan (warga miskin) ke dinas sosial setiap tahunnya itu betul ada dan semua ini juga berkat kerjasama dari teman-teman pendamping desa,” ungkapnya

Lanjut Kades Bontomanai bahwa pihaknya juga memproritaskan bantuan rumah kumuh yang tidak layak huni dan tentunya semua ini sudah di bicarakan di musyawarah desa yang di hadiri oleh masyarakat.

“Jadi tahun yang lalu itu sudah saya data sekitar 50 rumah di dua dusun dengan anggaran minimal 1 juta rupiah tiap rumah dan insyaallah kedepannya saya akan mendata semua setiap dusun karna di tahun yang lalu itu baru memulai,” bebernya.

Terkait bantuan rumah layak huni untuk Rosi, melalui Dana Desa, Agus mengatakan akan membicarakan kembali dengan pemilik lahan tempat Rosi mendirikan gubuk. “Harus ada persetujuan pemilik lahan, karna lahan yang ditempatinya itu bukan lahan miliknya”.

Sementara, Pendamping Lokal Desa (PLD) Bontomanai, Iskandar menegaskan akan memaksimalkan pendampingan untuk peningkatan ekonomi bagi warga miskin. Diantaranya dengan melibatkan warga miskin dalam sejumlah kegiatan pembangunan melalui Program Padat Karya Tunai (PKT) dan mendorong lahirnya kegiatan ekonomi skala lokal desa melalui pendirian badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). (As/ Effendy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *