Miris! Nenek Buta ‘Mengemis’ Makan Di Kota Peduli

banner 120x600

PAREPARE, Cyberpare.Com — Ipatang (60), nenek penyandang tuna netra yang hidup sebatang kara di gubuk berukuran 4×6 meter, menambah daftar potret kemiskinan di Kota Parepare yang bertagline Peduli.

Di gubuknya yang reot, warga Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki ini mau tak mau harus rela berjuang hidup sendiri di tengah gencarnya pembangunan dengan gemerlapan lampu-lampu kota yang hanya ‘mengenyangkan’ mata warga miskin.

Lebih mencengangkan lagi, Ipatang tak pernah tersentuh program bedah rumah Pemkot.

“Untuk bedah rumah saya hanya terus didata, tapi hingga kini belum ada realisasi,” kata Ipatang, Jumat (23/2/2018).

Setiap harinya, dengan tongkat kayu hitam sebagai penuntun jalan, ia menyusuri lorong tanah yang bergelombang karena belum tersentuh program Walikota Parepare, Taufan Pawe, yakni peduli lorong.

Tak jarang ia terjatuh saat melintasi lorong menuju rumah keluarganya untuk meminta makanan.

Untuk makan sehari-hari, Ipatang tak bisa mengandalkan jatah beras sejahtera (rastra) karena harus dibagi ke tetangga. Jatah rastra sebulan 25 kilogram ia harus bagi ke tetangga sebanyak 10 kilogram.

Ia pun harus rela ‘mengemis’ makan ke rumah keluarga dan tetangga sekitar apabila jatah rastranya sudah habis.

“Saya dapat rastra hanya 15 kilogram sebulan. Jika itu habis mau tak mau sy ke rumah keluarga atau tetangga untuk meminta makan,” tutup Ipatang lirih. (ardi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *